"Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi, Supaya sejarah menjadi jinak. Dan mengirim sepasang merpati" (Kuntowijoyo)

Selasa, 16 September 2014

Di antara Sore dan Malam

Sore tadi menjelang maghrib,  saya menyempatkan waktu untuk bersenda gurau dengan beberapa kawan. Menghabiskan waktu di sebuah kantin. Nah, seorang kawan bertanya tentang perkembangan wanita incaran. Sayapun menjawab kalau sedang tidak mengincar siapa – siapa. Lalu saya menyahut kembali, bagaimana kalau “dia”. Kebetulan, kawan saya barusan satu jurusan dengan “dia”. Teman saya yang sejatinya berbadan gemuk tsb berujar, “Wah, mending cari yang pasti – pasti aja bung, yang ada disini..”

Beberapa jam kemudian, selepas dari kumpul – kumpul serius di sekitaran Njeron Beteng, saya kembali lagi ke kantin. Hanya untuk mainan HP sembari minum teh hangat dan menghisap rokok yang sebenarnya juga cuman minta. Tiba – tiba aku teringat obrolan tadi sore dan memutuskan untuk mengepo si “dia”. Sekedar menghibur hati dan melepas penat. Melihat senyumnya, memandangi tingkah lakunya dan menyadari betapa bodohnya diriku. Ketika melihat salah satu postingan instagramnya, ternyata oh ternyata, si “dia” sudah meninggalkan tanah air beta. Di negeri nun jauh disana, negerinya William Wallace.


Sudah ah.. Selamat belajar disana J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar