Mundurnya
Conte dari kursi kepelatihan Juventus ditanggapi serius oleh beberapa tim papan
atas Serie A. Wajar, penunjukkan Allegri sebagai pelatih baru Juventus dianggap
sebagai keputusan yang fatal oleh beberapa pihak. Di Italia sana, para rival abadi
Juventus merayakannya dengan penuh suka cita, terutama Inter Milan dan AC
Milan. Respon negatif juga muncul dari kubu La Vechia Signora. Sekitar 300
suporter Juventus menolak pelatih kelahiran Livorno tersebut. Persis seperti
ketika Juventus mengangkat Ancelotti di tahun 1999. Saat itu para fans Bianconeri menolak habis –
habisan Don Carlitto dan berujar bahwa seorang babi tidak pantas melatih
Juventus.
Kenapa
Allegri dianggap sebagai petaka ? Alasan paling jelas adalah sindiran Allegri
terhadap Juventus. Allegri pernah mengatakan bahwa Juventus memang meraih 30
gelar domestik, yaitu 29 Serie A dan 1 Serie B.
Faktor lainnya adalah kegagalan beliau memangani AC Milan. Tentu masih
ingat dibenak fans AC Milan ketika
mereka melelang Allegri di situs ebay. Penampilan Milan tidak impresif
dan Allegri tak kunjung memberi angin segar di musim kemarin. Bahkan diawal
musim 2012/13, Milan sempat terseok – seok. Biarpun diakhir musim mereka
merangsek di papan atas dan mampu lolos Champions League.
Allegri
memang mempersembahkan satu gelar Scudetto di awal karir kepelatihannya bersama
Milan. Tapi toh, keberhasilan Allegri meraih Scudetto di musim pertamanya juga
ditopang materi pemain yang mumpuni. Kala itu pemain Milan memang dibangun
sebagai tim juara. Karir kepelatihan Allegri hampir sama ketika dia masih
merumput sebagai pemain. Kerap melanglang buana ke berbagai klub. Tapi
setidaknya karir Allegri patut diacungi jempol. Sassuolo berhasil beliau bawa
promosi ke Serie B. Lalu sempat membawa tim semenjana macam Cagliari membabi
buta di papan tengah Serie A dan memperoleh gelar pribadi sebagai pelatih
terbaik dimusim tersebut. Bagi saya, Allegri bukan kutukan untuk Juventus.
Ingat, mantan pelatih Milan yang dipercaya menanggani Juventus selalu berbuah
sukses. Giovanni Trapatoni serta Fabio Capello adalah contohnya.
Persaingan
Serie A musim ini jelas semakin ketat. Skuad Juventus tidak banyak berubah
komposisinya. Antonio Conte juga mewariskan tim bermental juara kepada Allegri.
Problemnya adalah, apakah Allegri mampu menjaga keharmonisan di tubuh Juventus.
Serta konsisten menggunakan taktiknya. Dua masalah tersebut yang membuat AC
Milan luluh lantak di musim kemarin. Di ajang transfer, Juventus juga tidak
terlalu ambisius. Mereka malah membeli Alvaro Morata yang dianggap masih
“hijau”. Nama lain yang patut dicermati adalah mantan bek Manchester United,
Evra. Karir internasionalnya sangat ciamik dan jelas mampu memberikan suntikan
moral bagi Juventus. Bagi saya, Juventus akan habis apabila Vidal jadi dilego.
Sejauh ini, skuad mereka masih mumpuni untuk mempertahankan Scudetto. Naga –
naganya, King Arturo masih nyaman di Turin. Jadi ya, musim ini masih tahunmu
lah Nyonya Italia.
Kandidat
lain juara Serie A musim ini jelas tertuju kepada tim ibukota. Bukan Lazio lho,
tapi AS Roma. Jauh sebelum Conte angkat koper dari Turin, AS Roma sudah
bergerilya menambah kedalaman skuadnya. Alasan utamanya adalah karena mereka
kembali merumput di Liga Champions. Namun, begitu muncul kabar bahwa Conte
mundur, AS Roma tidak bisa mengelak bahwa mereka menjadi unggulan utama di
musim ini. Biarpun beberapa pemain Roma masih menganggap bahwa Juventus
tetaplah menjadi favorit. Bahkan Garcia masih terus merendah dan berterima
kasih kepada media senantiasa melemparkan isu bahwa Roma lah sang juara di
musim ini.
Mantan
presiden AS Roma, Rosela Sensi juga berpendapat bahwa tahun ini milik Roma. Hal
tersebut berdasarkan komposisi skuad Roma yang sangat ciamik. Apakah musim ini
Scudetto benar – benar jatuh di tangan serigala ibukota ? saya sendiri
sependapat dengan saran legenda Roma, Giuseppe Gianini. Musim ini, Roma harus
sabar dan rendah hati. Saran tersebut ditanggapi oleh Rudi Garcia beserta
skuadnya. Mereka bukanlah favorit, namun tujuan utamanya adalah menang disetiap
pertandingan. Lagipula, Medhi Benatia sudah dilepas oleh Il Lupi. Kompetisi
Liga Champions juga akan menguras tenaga dan pikiran. Nasib kurang beruntung,
Roma satu grup dengan macan-macan Eropa (Manchester City, Spartak Moscow dan
Bayern Muenchen)
Rival
abadi Juventus, yaitu Inter Milan juga masih malu – malu menunjukkan ambisinya.
Target utama mereka adalah kembali ke Liga Champions. Tapi ketika menyaksikan
bursa transfer, sebenarnya Inter Milan juga masuk ke dalam persaingan Scudetto.
Beberapa nama yang direkrut mungkin tidak tenar, namun sesuai dengan kompsisi
serta taktik yang diterapkan Mazzari. Pelatih yang pernah sukses bersama Napoli
tersebut kembali menemukan “Cavani” ditubuh Inter. Dia adalah Osvaldo, pemain
angin – anginan namun mempunyai skill dan teknik yang mumpuni. Sayangnya,
striker yang mengaku fans berat Rolling Stones tersebut berperangai buruk.
Adapula Nemanja Vidic yang bermodalkan mental juara. Kelebihan Vidic tersebut
sangatlah berguna di locker room. Bahkan ada kabar, bahwa Lavezzi akan bereuni
dengan Mazzarri. Lalu, beberapa hasil ujicoba Inter Milan juga positif. Turut mengamini
pernyataan Hernanes, bahwa di musim ini Inter Milan juga “lapar”.
Klub
lain yang cukup mengerikan adalah Lazio. Kegagalan mereka merekrut Astori
membuat berang beberapa fans. Tapi, hati mereka lunak kembali setelah berhasil
membajak Stevan De Vrij. Bek muda Belanda yang bersinar dikancah Piala Dunia
kemarin. Sama seperti Inter Milan, klub berlambang elang tersebut mempunyai
skuad yang biasa – biasa saja dan tidak banyak ditinggal pemain - pemainnya. Lazio
diprediksi mampu merangsek ke papan atas. Fokus mereka juga hanya di liga
domestik, cukup membantu konsentrasi mereka untuk kembali lagi ke Eropa. Masalahnya
hanyalah sosok pelatih yang mereka miliki sekarang. Stefano Pioli adalah
pelatih yang biasa – biasa saja dan turut bertanggung jawab atas terjungkalnya
Bologna di Serie B.
Lalu
bagaimana dengan tim – tim lain seperti Napoli, Milan, Fiorentina atau Torino ?
Ah, atau Udinese dan Parma ? Napoli, Milan dan Fiorentina masih malu – malu di
bursa transfer. Milan memang merekrut beberapa nama top dan berpengalaman
seperti Menez dan Diego Lopez. Namun, kapabilitas Filipo Inzaghi masih
diragukan. Kegagalan mereka di pra musim cukup menjadi cerminan. Nampaknya
Milan hanya akan menjadi bulan – bulanan di musim ini. Tapi boom ! El Nino
datang ke Milano, semoga bisa membantu mereka.
Kasus
Napoli juga menarik untuk dicermati. Apabila dilihat dari bursa transfer,
Napoli memang tidak terlalu ambisius. Ada kemungkinan jatah transfer mereka
sudah habis dibelanjakan pada musim kemarin. Sayang, tim yang sejatinya
dibentuk untuk menjadi juara tersebut malah finish di posisi tiga. Musim ini
pun mereka belum menemukan pelapis Higuain yang rawan cedera. Mereka memang
meminjam Michu, tapi ingat pada musim kemarin bersama Swansea penampilannya
tidak impresif dan sempat didera cedera. Lagipula tipe permainan Michu juga
berbeda dengan Higuain. Tapi bagaimanapun juga, Rafa Benitez tetaplah seorang
juara untuk musim ini. Iya, juara di kancah pers. Maklum kompetitornya yang
juga bersuara lantang dan pedas sudah resmi menjadi pelatih timnas Italia. Bahkan,
kabar terbaru, Rafa Benitez bersitegang dengan De Laurentis, presiden Napoli karena
gagal lolos ke Liga Champions.
Klub
terakhir yang perlu dibicarakan adalah Fiorentina. Mereka memiliki pelatih yang
berbakat sebenarnya. Musim ini jelas akan menjadi pembuktian Montella, bahwa
dirinya bukanlah penggembira belaka. Dirinya juga sudah bernapas lega, karena
Cuadrado masih setia memakai jersey La Viola. Kunci permainan Fiorentina juga
terletak diotak Borja Valero. Sang playmaker dan jenderal lapangan tengah yang
mesti diwaspadai.
Tiupan
peluit Serie A sudah dimulai lagi. Juventus mampu mengalah Chievo dengan skor
tipis, 0-1. Mari kita nikmati laga – laga selanjutnya. Semoga semua baik – baik
saja dan berjalan sesuai skenario. Ciao !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar