"Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi, Supaya sejarah menjadi jinak. Dan mengirim sepasang merpati" (Kuntowijoyo)

Kamis, 15 Mei 2014

Unforgettable : Giorgio Rossi

Suatu ketika, ada sebuah percakapan di Anzio, pinggiran Roma. Di kelas kecil, antara guru dengan sepuluh muridnya. Beberapa murid ada yang menengok ke belakang untuk melihat jam, ada juga yang menoleh ke jendela sebelah kiri. Apabila menengok ke jendela, kita akan melihat sepetak lapangan sepakbola, tidak panjang, tidak pula lebar. Dikelilingi pagar, namun pintunya rusak, ada tiang gawang tapi tidak dihiasi jaring. Si ibu guru mengerti bahwa beberapa muridnya sudah tidak sabar untuk keluar kelas. Putaran jarum memang menunjukkan bahwa waktu di kelas tinggal 10 menit. Sebelum pelajaran sejarah ditutup, sang ibu guru mengajukan satu pertanyaan kepada murid-muridnya.

Bu Guru : Menurut kalian, siapa saja yang pantas menjadi legenda AS Roma ?

Bocah berkacamata : Francesco Totti !

Bocah berkepang : Ago !

Bocah ingusan : Vincezooooooo, Montelllaaaaa....

Bu Guru : ada yang lain ?

Bocah berambut pirang : Bruna..

Bu Guru : yes, Bruno Conti

Bocah jangkung : Pluto ! Delvecchio, Tommasi, Candela, Batigol !

Bocah beranting : Losi, Rocca, Pendolino, Falcao, Bimbo, Nela, Giannini, Perrotta, De Rossi, Rugantino, Prati, Tempestilli, Pruzzo..

Bocah lain tidak kalah girangnya menyebutkan beberapa nama.

Bocah berkucir : Tancredi, Antonioli, Konsel, Doni.. lalu, Carboni, Santarini, Panucci, Spinosi,

Bocah gundul : ah, Spalletti, Capello, Niels “Baron” Liedholm..

Bocah berambut panjang : Voller, Balbo, Rizzitelli, Righeti, Maldera, Boniek, Cerezo... umm, Dino Viola dan Sensi

Bu Guru : yap, Presidente

Bocah bermata biru : Giorgio Rossi

Bu Guru : (kaget dan heran) hah, Giorgio Rossi ?

Bocah bermata biru : ya, Giorgio Rossi, il massagiatore..

Bocah berkacamata : alasannya ?

Bocah bermata biru : Sejak era Guido Masetti, Gunnar Nordahl, Helenio Hererra, Sven Goran Eriksen, Vuja Boskov hingga Zeman II. Dari Olimpico, mampir sejenak ke Flaminio dan kembali ke Olimpico. Segelintir nama yang kalian sebutkan barusan pernah menjalani karir bersama Giorgio Rossi. 55 tahun di Roma. Dia adalah kakek, ayah, pengasuh, rekan bahkan seorang legenda. Giorgio Rossi..

Suasana sempat hening, namun kembali riuh karena tiba-tiba bel istirahat berdering. Ibu guru memimpin doa. Selesai. Para murid berlarian keluar kelas, mencari bola.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar