"Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi, Supaya sejarah menjadi jinak. Dan mengirim sepasang merpati" (Kuntowijoyo)

Kamis, 26 September 2013

“Karena aku merokok !”

Malam itu, oh maaf mungkin dini hari, iya dini hari. Ada cerita tentang laki-laki dan perempuan yang sedang mengobrol. Mereka saling bertemu di malam minggu, tanpa janjian terlebih dahulu. Mereka bukan sepasang kekasih, nampaknya itu perlu ditekankan. Ingat, bukan sepasang kekasih.

Ceritanya, si perempuan tiba-tiba ingin menonton wayang. Si lelaki akhirnya menjemput si perempuan dikostnya. Tapi karena lika-liku pikiran lelaki yang sedang ruwet, akhirnya mereka malah mampir untuk meminum kopi sebentar. Pada akhirnya mereka berhasil menyaksikan pagelaran wayang dan saling berpamitan sebelum adzan subuh berkumandang.

Nah, ketika sedang meminum kopi, terciptalah sebuah percakapan diantara mereka. Ada beberapa pohon beringin disekitar mereka, mungkin usianya sudah ratusan tahun. Mungkin juga pohon beringin tadi ikut nimbrung dan menguping apa sih yang sedang mereka bicarakan.

Lalu, si lelaki ingin merokok, namun koreknya habis. Si perempuan tiba-tiba mengeluarkan sebuah korek. Laki-laki tadi heran, “Kok kamu bisa bawa korek ?” Gadis tersebut sempat tertawa, lalu menyahut dengan girang “Karena aku merokok !” Sebungkus rokok Sampoerna Mild Flava ia keluarkan dari tasnya lalu diletakkan diatas meja.

Gadis tadi sempat menyalakan rokoknya disela-sela perbincangan. Dia mengaku, bahwa dirinya bukanlah seorang perokok. Namun si lelaki menyadari, perempuan yang sedang bersamanya tersebut, sudah cukup lihai untuk merokok. Banyak hal yang mereka obrolkan, mulai dari watak orang Jogja, kuliah, unit kegiatan mahasiswa, si Kribo, dan lain-lain. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahi pembicaraan. Sekian ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar