"Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi, Supaya sejarah menjadi jinak. Dan mengirim sepasang merpati" (Kuntowijoyo)

Jumat, 25 Januari 2013

Bocah Kecil


Anak kecil itu berada disamping Avanza hitam. Tanpa mengulurkan tangan, matanya fokus memandang sesuatu. Mulutnya “mlongo”. Dia yang bergelut dengan terik sang surya sedari siang, hingga senja menghampiri malam. Polos namun dekil.

Si kecil tetap tidak meminta-minta. Kaosnya bergambar Naruto, celananya merah. Memang, hari ini adalah Senin.  Sepasang mata kecilnya menyaksikan sebuah layar kaca. Ia melihat domba, ia menonton Shaun The Sheep. Oh iya, anak kecil tadi memang bukan penggembala domba, melainkan digembala  oleh kedua orang tuanya.

Lain lagi dengan di dalam Avanza. Alkisah ada seorang anak kecil duduk dengan nikmat di dalam mobil. Karena di mobil tidak panas atau gerah, tapi dingin, segar dan wangi. Bajunya lebih bagus, bukan kaos, tapi polo. Polos namun rapi. Ia serius melihat domba-domba imut berkeliaran di area peternakan. Dirinya tidak sadar dengan sosok anak kecil diluar mobil. Sama-sama berkeliaran, tapi dijalanan. Eh, bukan salah dia juga apabila sejak kecil sudah kaya.

Merah menjadi hijau. Bayangan anak kecil tadi ditelan derasnya desingan motor. Ia sudah berdiri di trotoar, matanya masih memandangi roda-roda Avanza. Ia merindukan seekor domba.

Masa kecil bocah itu telah direnggut oleh kerasnya jalanan. Fase kecilnya hampa, hilang, ditelan perasan keringat. Dia bukan penggembala, tetapi digembala. Demi sesuap receh untuk keluarganya. Bocah itu tidak tahu apa-apa….

“Anak kecil sekecil itu berkelahi dengan waktu……”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar