"Aku ingin meletakkan sekuntum sajak di makam Nabi, Supaya sejarah menjadi jinak. Dan mengirim sepasang merpati" (Kuntowijoyo)

Rabu, 02 Januari 2013

Menjemput Secarik Kertas Impian


Di kala pagi buta, perempuan itu melewati sebuah lorong panjang.  Mengandeng putranya yang masih kecil serta membawa seikat bunga. Pagi itu dia ingin berkunjung ke “rumah” suaminya. Entah apakah di dalam “rumah” tersebut suaminya benar-benar ada. Karena ia tahu persis, suaminya entah kemana jasadnya. Unknown
Saat perjalanan pulang, putranya masih sering tersenyum gembira, mirip seperti ayahnya. Gemar memakai topi pula. Sepulang dari kunjungannya, perempuan tadi dikejutkan oleh secarik kertas yang bertuliskan “Buon giorno Principessa !” Hanya secarik kertas putih, tergeletak di meja makan.
Hari berikutnya, tepat pukul 07.00 pagi, perempuan tadi menemukan kertas putih, tulisannya sama “Buon giorno Principessa !” Kertas tadi terselip disela-sela jendela. Dirinya hanya bisa tersenyum kecut, antara haru atau gembira.
Lagi-lagi “Buon giorno Principessa !”, kali ini bukan di meja ataupun jendela, tapi di atas rak sepatu. “Ah, ulah siapa ini?” batin perempuan tadi. Tiga hari ia dikejutkan oleh “Buon giorno Principessa !” Selalu di pagi hari dalam waktu yang berbeda. “Bukan, bukan Guido pelakunya. Tapi bisa saja Guido, ya Prince Guido”
Tidak seperti hari-hari biasa, perempuan tadi berusaha untuk bangun lebih pagi, sembari menyiapkan sarapan untuk Joshua, anaknya. “Ya Tuhan, kertas tersebut kenapa lebih pagi tibanya !” ketus si perempuan. Ya, “Buon Giorno Principessa” menyambutnya lebih pagi, tepat di depan pintu kamarnya. Ia lalu bergegas mencuci mukanya, apakah ini mimpi atau bukan. “Ah, Buon Giorno, Buon Giorno !”
Merasa penasaran dengan kertas aneh yang selalu datang tanpa diduga, ia memutuskan untuk tidak tidur sampai pagi. Sarapan untuk Joshua ia persiapkan lebih awal pada malam harinya. Tapi usahanya tetap tidak berbuah apa-apa, kertas tadi ada lagi disaat dirinya ingin menyeduh teh hijau panas. “Buon Giorno Principessa !”
Lima hari sudah berlalu, semuanya dilewati dengan kejutan “Buon Giorno Principessa !” Entah, apakah itu hadiah atau musibah baginya. Ia merasa bahagia membaca tulisan tersebut. Benar-benar mirip dengan garis tulisan suaminya. Namun perempuan tadi juga berpikir, apakah ini teror untuk keluarganya. Bagi dia, “Buon Giorno Principessa !” merupakan anugerah indah dari Tuhan. Ungkapan yang indah dan menyejukkan jiwa selama ini.
Di malam kelima “Buon Giorno Principessa !”, perempuan tersebut benar-benar merasa terharu. Ia menemukan putranya sedang menulis “Buon Giorno Princ”, nampaknya tulisan tersebut belum selesai. Ia benar-benar yakin, bahwa semua ini adalah ulah putranya yang iseng. Perempuan tadi langsung memeluk erat tubuh Joshua, tiada henti haru tangisnya. Joshua hanya bisa tertawa kegirangan, karena perbuatannya ketahuan juga.
Kertas tadi lalu diambil oleh perempuan tersebut. Kertas tersebut ia pajang di atas meja makan. “Buon Giorno Prince !”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar