Di kala pagi buta,
perempuan itu melewati sebuah lorong panjang.
Mengandeng putranya yang masih kecil serta membawa seikat bunga. Pagi
itu dia ingin berkunjung ke “rumah” suaminya. Entah apakah di dalam “rumah”
tersebut suaminya benar-benar ada. Karena ia tahu persis, suaminya entah kemana
jasadnya. Unknown
Saat perjalanan
pulang, putranya masih sering tersenyum gembira, mirip seperti ayahnya. Gemar
memakai topi pula. Sepulang dari kunjungannya, perempuan tadi dikejutkan oleh
secarik kertas yang bertuliskan “Buon giorno Principessa !” Hanya secarik
kertas putih, tergeletak di meja makan.
Hari berikutnya, tepat
pukul 07.00 pagi, perempuan tadi menemukan kertas putih, tulisannya sama “Buon
giorno Principessa !” Kertas tadi terselip disela-sela jendela. Dirinya hanya
bisa tersenyum kecut, antara haru atau gembira.
Lagi-lagi “Buon
giorno Principessa !”, kali ini bukan di meja ataupun jendela, tapi di atas rak
sepatu. “Ah, ulah siapa ini?” batin perempuan tadi. Tiga hari ia dikejutkan
oleh “Buon giorno Principessa !” Selalu di pagi hari dalam waktu yang berbeda.
“Bukan, bukan Guido pelakunya. Tapi bisa saja Guido, ya Prince Guido”
Tidak seperti
hari-hari biasa, perempuan tadi berusaha untuk bangun lebih pagi, sembari
menyiapkan sarapan untuk Joshua, anaknya. “Ya Tuhan, kertas tersebut kenapa
lebih pagi tibanya !” ketus si perempuan. Ya, “Buon Giorno Principessa” menyambutnya
lebih pagi, tepat di depan pintu kamarnya. Ia lalu bergegas mencuci mukanya,
apakah ini mimpi atau bukan. “Ah, Buon Giorno, Buon Giorno !”
Merasa penasaran
dengan kertas aneh yang selalu datang tanpa diduga, ia memutuskan untuk tidak
tidur sampai pagi. Sarapan untuk Joshua ia persiapkan lebih awal pada malam
harinya. Tapi usahanya tetap tidak berbuah apa-apa, kertas tadi ada lagi disaat
dirinya ingin menyeduh teh hijau panas. “Buon Giorno Principessa !”
Lima hari sudah
berlalu, semuanya dilewati dengan kejutan “Buon Giorno Principessa !” Entah,
apakah itu hadiah atau musibah baginya. Ia merasa bahagia membaca tulisan
tersebut. Benar-benar mirip dengan garis tulisan suaminya. Namun perempuan tadi
juga berpikir, apakah ini teror untuk keluarganya. Bagi dia, “Buon Giorno
Principessa !” merupakan anugerah indah dari Tuhan. Ungkapan yang indah dan
menyejukkan jiwa selama ini.
Di malam kelima
“Buon Giorno Principessa !”, perempuan tersebut benar-benar merasa terharu. Ia
menemukan putranya sedang menulis “Buon Giorno Princ”, nampaknya tulisan
tersebut belum selesai. Ia benar-benar yakin, bahwa semua ini adalah ulah
putranya yang iseng. Perempuan tadi langsung memeluk erat tubuh Joshua, tiada
henti haru tangisnya. Joshua hanya bisa tertawa kegirangan, karena perbuatannya
ketahuan juga.
Kertas tadi lalu
diambil oleh perempuan tersebut. Kertas tersebut ia pajang di atas meja makan. “Buon
Giorno Prince !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar